Selama beberapa hari antara Jakarta-Semarang-Demak, suatu perjalanan spiritual pribadi yang mengesankan. Entah apa yang mendorong pada saat itu, mengalir tanpa kendali.
Terasa amat menyejukkan hati pada saat masuk bangunan tua yang berwibawa untuk tempat ibadah yang tak lapuk oleh waktu, Masjid Agung Demak.
Kemegahan bangunan tua dengan arsitektur yang bermutu pada zamannya, banyak menggugah hati siapapun yang berkunjung dan mengerti. Sebuah hasil karya anak bangsa yang pantas diacungi jempol dan merupakan jati diri bangsa yang telah terukir dalam sejarah di bumi ini dengan membawa simbol kepercayaan terhadap Tuhan.
Sosok anak bangsa sebagai pelaku-pelaku sejarah pada waktu itu yang berkeinginan membebaskan monopoli kebebasan yang telah membelenggu hakikat hak-hak kemanusiaan yang di-iman-i dari sepenggal ikrar di lubuk hati yang paling dalam.
Terasa amat menyejukkan hati pada saat masuk bangunan tua yang berwibawa untuk tempat ibadah yang tak lapuk oleh waktu, Masjid Agung Demak.
Kemegahan bangunan tua dengan arsitektur yang bermutu pada zamannya, banyak menggugah hati siapapun yang berkunjung dan mengerti. Sebuah hasil karya anak bangsa yang pantas diacungi jempol dan merupakan jati diri bangsa yang telah terukir dalam sejarah di bumi ini dengan membawa simbol kepercayaan terhadap Tuhan.
Sosok anak bangsa sebagai pelaku-pelaku sejarah pada waktu itu yang berkeinginan membebaskan monopoli kebebasan yang telah membelenggu hakikat hak-hak kemanusiaan yang di-iman-i dari sepenggal ikrar di lubuk hati yang paling dalam.